Jenis Alat dan Media Yang di Gunakan Dalam Kultur Jaringan

Dengan adanya tulisan ini diharapkan pembaca mengetahui dan memahami jenis alat dan media yang di gunakan dalam kultur jaringan.

Jenis alat

  • Alat pembuatan media
  • Alat penanaman
  • Alat inkubasi
  • Alat Aklimatisasi

Media kultur

  • Unsur hara
  • Komposisi media
  • Pengatur tumbuh

A. Alat kultur jaringan

Peralatan laboratorium kultur jaringan dapat dibedakan menjadi empat jenis menurut fungsinya diantaranya: 

1. Alat untuk pembuatan media kultur               jaringan.

Berikut ini nama dan fungsinya:



2. Alat penanaman eksplan

Terdiri atas alat laboratorium yang sebelumnya di sterilisasi pada autoklaf karena digunakan pada saat melakukan teknik kultur jaringan. beberapa alat yang sering di gunakan diantaranya: 
  • Laminar air flow (LAP) untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur.
  • Pinset, untuk mengambil eksplan.
  • Petridish, tempat untuk memotong-motong eksplan yang akan di tanam dalam botol kultur. 
3. Alat Inkubasi 
  • Rak kultur, tempat untuk menyimpan botol-botol berisi eksplan hasil inokulasi dan mengoptimalkan pemanfaatan ruangan yang ada. 
  • Air conditioner (AC), untuk menjaga suhu ruangan agar tetap stabil sesuai dengan kondisi suhu untuk kultur jaringan. 
  • Lampu TL, untuk memberikan penerangan dan cahaya bagi pertumbuhan tanaman. 
  • Timer listrik, untuk mengatur waktu penyinaran pada tanaman kultur. 
  • Termometer suhu ruangan, untuk mengetahui suhu ruangan 
4. Alat Aklimatisasi 
  • Ember atau wadah plastic untuk tempat plantlet yang telah dikeluarkan dari botol yang akan dicuci 
  • Poybag, Pot try, tempat menanam plantlet 
  • Kertas koran, sebagai alas untuk mengeringkan tanaman yang sudah di rendam 

Media Kultur Jaringan

1. Unsur Hara 
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Media kultur merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kultur mikrospora. Media ini terdiri atas gabungan komposisi bahan kimia yang mengandung berbagai macam unsur. 

Komposisi Unsur makro dan unsur mikro dalam teknik kultur jaringan ditambahkan sesuai kebutuhan eksplan yang ditanam. Dua unsur ini merupakan unsur yang penting dan wajib ada dalam media kultur jaringan. Unsur makro adalah unsur yang harus ada dalam tumbuh-tumbuhan dengan jumlah yang besar.

Unsur makro terdiri atas karbon hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium. Sedangkan unsur mikro adalah unsur dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang sedikit namun penting untuk proses metabolisme. Unsur mikro berfungsi sebagai bagian-bagian dari enzim pada proses metabolisme. Unsur mikro terdiri dari mangan, molibdenum, boron, seng, tembaga dan besi. 

Secara umum komposisi dasar media kultur jaringan terdiri atas: 
  • Garam-garam anorganik Unsur makro (C, H, O, N, S, P, K, Ca dan Mg) dan Unsur Mikro (Cl, B, Mo, Zn, Cu, Fe dan Co). 
  • Zat-zat organik: Gula, Myo-lnositol, Vitamin, Asam-asam amino, Zat pengatur tumbuh 
  • Substansi organik Komplek seperti Air kelapa, Ekstrak buah-buahan, Ekstrak yeast, Pepton, Tripton, Hydrolisat kasein, dll. 
  • Bahan pemadat seperti Agar, Gelrite, Phytagel, Sea Plaque Agarose, dll. Bahan tambahan lain misalnya arang aktif. 
Media pertumbuhan yang dikenal saat ini sangat beragam sesuai dengan eksplan yang ditanam. Nama-nama media tumbuh untuk eksplan ini biasanya sesuai dengan nama penemunya. Media tumbuh untuk eksplan berisi unsur hara makro dan unsur hara mikro berbeda kadar untuk tiap-tiap persenyawaan. 

Berikut beberapa komposis media dasar dengan nama sesuai penemunya. Media ini banyak digunakan pada berbagai jenis tumbuhan:

1. Media Murashige dan Skoog (MS) (1962)
  • Media MS merupakan media yang sering digunakan dalam teknik kultur kalus dan tunas. Media ini mempunyai konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi, dan senyawa N dalam bentuk ammonium dan nitrat. Berikut komposisi senyawa media MS: 
2. Media Gamborg (B5) (1968) 
  • Media ini biasa digunakan untuk kultur suspensi sel. 
3. Media White (W63) (1963) 
  • Media ini merupakan medium dasar dengan konsentrasi garam-garam mineral yang rendah, digunakan untuk kultur akar. 
4. Medium Vacint dan Went (VW) (1949) 
  • Media ini digunakan untuk kultur embryo anggrek. 
5. Medium Nitsch dan Nitsch 
  • Media digunakan untuk kultur mikrospora dan kultur sel pada tembakau. 
6. Media N6, Chu (1978)
  • Media ini digunakan untuk kultur jaringan serealia terutama padi. 
7. Media WPM (Lloyd dan McCown, 1980),
  • Media untuk tanaman berkayu 
8. Media Kao dan Michayluk (1975)
  • Media digunakan untuk kultur protoplas Cruciferae, Grarmneae dan Leguminosae. 

Perbedaan komposisi media sangat mempengaruhi respon eksplan dikulturkan.
Perbedaan komposisi media biasanya sangat mempengaruhi arah pertumbuhan dan regenerasi eksplan. Meskipun demikian, media yang telah diformulasikan tidak hanya berlaku untuk satu jenis eksplan dan tanaman saja.

Beberapa jenis formulasi media bahkan digunakan secara umum untuk berbagai jenis eksplan dan varietas tanaman, seperti media MS. Namun ada juga beberapa jenis media yang diformulasikan untuk tanaman-tanaman tertentu misalnya WPM, VW dll. Media-media tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti perkecambahan biji, kultur pucuk, kultur kalus, regenerasi kalus melalui organogenesis dan embriogenesis. 

2. Komposisi Zat Pengatur Tumbuh 

Konsentrasi hormon pertumbuhan optimal yang ditambahkan ke dalam media tergantung pula dari eksplan yang dikulturkan serta kandungan hormon pertumbuhan endogen yang terdapat pada eksplan tersebut. Hormon pertumbuhan yang digunakan untuk perbanyakan secara invitro adalah golongan auksin, sitokinin, giberelin, dan growth retardant.

Auksin yang umum dipakai adalah :

  • IAA (lndole Acetic Acid)
  • IBA (Indole Butyric Acid)
  • NAA (Naphtalena Acetic Acid), dan
  • 2,4-D (2,4-dichlorophenoxy Acetic Acid). 

Selain itu beberapa peneliti pada beberapa tanaman menggunakan juga

  • CPA (Chlorophenoxy Acetic Acid).
  • Sitokinin yang banyak dipakai adalah Kinetin (Furfuryl Amino Purine).
  • BAP/BA (Benzyl AminoKPurine/Benzyl Adenine). 
  • 2 i-P (2-isopentenyl Adenin). 
Beberapa sitokinin lainnya yang juga digunakan adalah zeatin, thidiazuron dan      PBA (6(benzylamino) -9-(2-tetrahydropyranyl) -9H-purine).

Hormon pertumbuhan golongan giberellin yang paling umum digunakan adalah GA3, selain itu ada beberapa peneliti yang menggunakan GA4 dan GA7, sedangkan growth retardant yang sering digunakan adalah Ancymidol, Paraclobutrazol dan TIBA, AbA dan CCC. 

3. Jenis Media yang Digunakan 

Media yang umum digunakan dalam kultur jaringan adalah medium padat, medium semi padat dan medium cair. Keadaan fisik media akan mempengaruhi pertumbuhan kultur, kecepatan pertumbuhan dan diferensiasinya. Keadaan fisik media ini mempengaruhi pertumbuhan antara lain karena efeknya terhadap osmolaritas larutan dalam media serta ketersediaan oksigen bagi pertumbuhan eksplan yang dikulturkan. 

  1. Media yang umum digunakan dalam mikropropagasi adalah semi-solid (semi padat) media dengan cara menambahkan agar. Media semi padat ini digunakan karena beberapa alasan antara lain.
  2. Eksplan yang kecil mudah terlihat dalam media padat selama kultur eksplan tetap berada pada orientasi yang sama. 
  3. Eksplan berada di atas permukaan media sehingga tidak diperlukan teknik aerasi tambahan pada kultur 
  4. Orientasi pertumbuhan tunas dan akar tetap. 
  5. Kalus tidak pecah seperti jika ditempatkan pada media cair. 
Penambahan agar dalam beberapa kasus dapat juga menghambat pertumbuhan karena agar yang ditambahkan dapat mengandung senyawa penghambat morfogenesis beberapa kultur atau memperlambat pertumbuhan kultur.

Selain itu, eksudasi fenolik dari eksplan terserap oleh media yang menempel dengan eksplan sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan eksplan. Oleh karena itu komposisi agar harus ditambahkan secara tepat pada media.





LihatTutupKomentar